Benang Jahit Kemasan dengan Kualitas Terbaik

Bahan tas yang beredar saat ini banyak menggunakan istilah D yaitu dinier pada kodenya. Sebenarnya apa sih Dinier itu ? Istilah dinier sebenarnya diambil dari istilah koin yang digunakan di negara Perancis di jaman abad pertengahan. Di timur tengah biasa disebut dengan dinar. Pada jaman dahulu 9000 meter benang sutera sebanding dengan berat 1 buah koin denier.

Lalu apa hubungannya dengan kain ? Sebenarnya pada jaman dahulu perhitungannya adalah persamaan berat antara 9000 meter benang dengan jumlah koin denier. Sebagai contoh denier 300 berarti benang sepanjang 9000m sebanding dengan 300 buah koin. Semakin banyak denier semakin berat kain tersebut sekaligus semakin tebal.

Apakah kode tersebut masih bisa digunakan ? Untuk saat ini sebenarnya sudah kurang relevan, karena penggunaan filamen / benang penyusun kain sudah sangat beragam dan memiliki kekuatan yang berbeda. Sebagai contoh benang nilon memiliki berat yang lebih ringan daripada polyester tetapi memiliki kekutan yang lebih tinggi.

Jadi apa sebaiknya apa yang saya pertimbangkan untuk memilih bahan tas ?

Pertama, Sebaiknya Anda memilih karakteristik dari benang yang digunakan untuk kain tersebut. Benang nilon bersifat kaku, kuat dan mengkilap namun tidak kuat terhadap panas. Benang polyester bersifat kasar, tidak mengkilap dan lebih tahan panas.

Kedua, perhatikan dari jenis kain yang anda inginkan, kain nilon biasanya tipis dengan tekstur licin. Kain polyester biasanya lebih lebih tebal untuk meningkatkan kekuatannya dan juga terasa kasar. Kain polyester pun banyak yang ditambahkan lapisan PVC sehingga lebih kuat, tidak tembus air dan juga lebih tebal.

Ketiga,jika anda memilih benang polyester, tentukan tingkat ketebalan kain yang dinamakan denier tersebut. Semakin tinggi nilai Denier semakin tebal kain tersebut. Untuk saat ini nilai denier tertinggi yang ada adalah denier 1800 dan terendah adalah denier 300.